ARIPITSTOP.COM – Awal musim 2022 ini Quartararo terlihat galau karena power Yamaha M1 yang tidak bisa menyaingi motor pabrikan lain, bahkan tahun lalu dirinya bisa mudah menyalip Alex Rins namun musim ini terbalik dirinya yang disalip oleh Alex Rins. TopSpeed menjadi salah satu alasan utama begitu alotnya negosiasi antara Quartararo dengan Yamaha untuk memperpanjang kontrak, meski pada akhirnya dirinya resmi tetap di Yamaha sampai 2024 dan sekarang dirinya tidak mau fokus lagi dengan TopSpeed dan fokus pada apa yang harus dilakukan, yakni melaju secepat mungkin dan lihat bagaimana akhirnya.

Melihat awal musim 2022 ini, Quartararo kesulitan saat menjalani seri Asia dan Amerika, namun saat mulai masuk benua Eropa barulah terlihat kekuatannya. Quartararo mengakui stagnasi motor dalam aspek top speed telah mengalihkan fokusnya lebih dari yang diperlukan, sampai-sampai mencegahnya berada dalam kondisi untuk memberikan performa terbaik.

“Antara Februari dan hari ini, tidak ada yang berubah (dari motor). Apa yang berbeda adalah pada awal kejuaraan saya tidak fokus secara mental. Saya dapat melihat bahwa Yamaha belum move on, dan emosi menguasai saya dan menghalangi saya (maksimal),” ujarnya dilansir dari Motorsport.com.

“Saya agak terjebak (dengan rasa frustrasi), karena dalam 18 bulan evolusi, motor tidak meningkat dalam top speed, bahkan untuk 1 km/jam. Itu buruk bagi saya sebab dalam setahun saya beralih dari menyalip Alex Rins (Suzuki) di trek lurus menjadi melihatnya melewati saya.”

“Saya bisa melakukan jauh lebih baik di Qatar dan Argentina, tapi dari Austin saya menerima apa adanya, fakta bahwa motornya kurang power dan tidak membaik. Saya berkata pada diri sendiri bahwa saya akan mendapatkan hasil terbaik yang saya bisa dengan apa yang saya miliki.”

“Di Austin (GP Amerika), saya finis ketujuh, bertarung dengan Marc (Marquez), dan bagi saya itu hasil yang bagus. Kemudian kemenangan di Portimao datang, dan saya lalu berkata, ‘setop bicara soal top speed dan fokus pada apa yang harus dilakukan, yakni melaju secepat mungkin dan lihat bagaimana akhirnya’.”

Sama seperti dirinya yang tak segan mengakui kesalahan besar tentang awal musim yang kurang fokus itu, Quartararo juga tidak ragu menjelaskan metodenya mengubah pola pikir berawal dari pekerjaannya pada 2019 dengan seorang psikolog. Kali ini El Diablo menerapkannya sendiri.

“Saya membuat perubahan ini sendiri. Saya bekerja dengan psikolog beberapa waktu lalu dan saya belajar banyak. Saya belajar bahwa tidak ada gunanya marah tentang sesuatu yang tidak dapat Anda ubah,” tuturnya.

“Untuk citra pribadi saya, itu buruk, untuk bekerja jadi masalah juga, dan apalagi kemarahan tidak akan membantu mendapatkan hasil yang baik,” pungkas pembalap asal Prancis ini.

Sumber: Motorsport.com

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini