ARIPITSTOP.COM – Pengakuan yang bikin tercengang dilontarkan oleh Razlan Razali yang merupakan seorang Team Principal Petronas Yamaha SRT yang pada tahun 2022 akan berubah entitasnya menjadi RNF WithU Yamaha Racing Team. Orang Malaysia ini mengaku kecewa telah merekrut Valentino Rossi ke team Petronas di musim 2021 karena mendapatkan hasil yang tidak memuaskan.

Tahun yang sangat berat di musim 2021 diungkapkan langsung oleh Razlan Razali, timnya harus kehilangan sponsor utama Petronas sehingga terpaksa harus merombak timnya untuk bisa berlaga di MotoGP 2022. Kemudian prestasi yang jeblok berbanding sangat terbalik dibandingkan prestasi di musim 2020.

Razali mengatakan dirinya menyesal telah menolak tawaran awal dari Petronas, karena ambisinya untuk mendapatkan dana lebih besar sehingga berujung Petronas menarik diri dengan alasan finansial akibat pandemi covid-19.

“Jika saya bisa memutar waktu, saya ingin memutuskan pada Juni 2021 untuk menerima tawaran kontrak pertama dari Petronas. Tapi, saya ingin bernegosiasi untuk lebih banyak uang,” ujarnya kepada Speedweek.

Melihat prestasi tim Petronas di musim 2021, bisa dilihat justru terbalik 360 derajat dibandingkan musim 2020. Saat itu mereka jadi tim terbaik kedua MotoGP di belakang Suzuki. Dua pembalapnya, Franco Morbidelli dan Fabio Quartararo, mempersembahkan enam kemenangan serta dua podium. Sedangkan tahun 2021 ini, mereka merosot ke peringkat 10 dari 11 tim, alias urutan kedua dari terbawah, sungguh miris bukan.

Lanjut lagi, pemilik tim RNF untuk mulai musim 2022 ini mengungkapkan jika dirinya telah salah dengan menampung Rossi. “Sejujurnya, saya seharusnya tidak mendatangkan Valentino! Selalu ada asumsi bahwa kami tak punya pilihan kecuali merekrut Valentino pada 2021. Asumsinya adalah kami di bawah tekanan dari Yamaha. Tapi tidak, sama sekali tidak ada tekanan.” ujarnya.

“Secara pribadi, saya skeptis hingga Valentino berada di podium ketiga, bersama Fabio Quartararo dan Maverick VInalez di GP Jerez pada Juli 2020. Ketika saya ada di podium bersama ketiga pembalap, saya pun berpikir, ‘Ok, mungkin pembalap ini bisa berhasil’.”

Rasa optimistis berganti dengan kekhawatiran ketika melihat rapor Rossi usai absen karena terpapar Covid-19. Jika sebelumnya, The Doctor rutin tembus 10 besar, setelah melewatkan GP Aragon dan Teruel, hanya mampu bertengger di peringkat ke-12 dalam dua duel penutup. Namun, ia tak bisa berbuat apa –apa.

“Setelah itu, hasil Valentino jadi buruk. Tapi pada titik ini, keputusan untuk Valentino sudah terlanjur diambil.”

“Saya kira, Valentino menempatkan dirinya di bawah tekanan. Pembalap muda lebih kencang. Valentino sebenarnya mencatatkan best lap lebih baik dibanding masa lalu. Namun, itu tidak cukup. Dia mau sukses, hati dan pikirannya siap untuk itu, tapi badannya tidak sejalan.” pungkas Razali.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini