ARIPITSTOP.COM – Hukuman Ride Through Penalty dirasa sangat berlebihan bagi pembalap yang melakukan Jump Start. Crutchlow Awalnya berang ketika dirinya diputuskan melakukan Jump Start saat balapan di Argsntina, kemudian Vinales dan Joan Mir mendapatkan hukuman yang sama ketika balapan di Amerika pekan lalu.

Ride through penalty memang dijatuhkan kepada Crutchlow yang bergerak hanya demi menjaga keseimbangan saat start, serta kepada Vinales dan Mir yang bergerak maju sebelum lampu start padam. Menurut video yang dirilis FIM Stewards Panel (Badan Pengawas Balap), gerakan Vinales sangat terlihat, sementara Mir diyakini banyak pihak tak mengambil untung apa pun.

“Saya bukannya senang orang lain melakukan jump start juga, tapi jelas mereka sedang ‘panas’ soal ini. Mungkin ini hanya karena mereka pikir saya bakal komplain lagi. Entahlah. Tapi saya dengar Joan tidak benar-benar melakukan sesuatu,” ujar Crutchlow.

Namun anehnya justru Vinales menerima dan pasrah dengan hukuman yang dia daoatkan, karena dirinya merasa bahwa motornya yang bermasakah ada kendala teknis yang harus segera diperbaiki oleh tim.

“Saya rasa hukuman ini tidak parah. Pada akhirnya sama saja untuk semua. Jika Anda bergerak, maka Anda harus dapat ride through penalty. Begitulah. Jadi tak ada alasan. Saya hanya harus memperbaiki kopling dan setup motor untuk start,” ujarnya lewat Crash.net.

Berbeda dengan kubu Joan Mir dan Suzuki yang keberatan dengan Jump Start yang dituduhkan kepadanha sehingga harus kebanyakan banyak waktu disaat balapannya sedang kompetitif. Joan Mir bahkan yakin gerakannya tak menghasilkan keuntungan dan ride through penalty telah menghancurkan balapannya.

“Saya tak bisa lihat dengan jelas di TV. Hukuman ini kelewat berat. Saya tak ambil untung dan itu jelas. Ini menghancurkan pekan balap saya. Saat lihat catatan waktu, saya makin marah karena saya punya ritme yang baik untuk memperebutkan podium,” ungkapnya.

Pembalap Spanyol ini tidak merasa dirinya melakukan jump start, bahkan ketika melihatnya di TV tudak terlihat apapun ditinya melakukan kesalahan.

“Jika Anda ambil untung dari jump start, maka Anda harus dapat ride through penaltydan saya rasa hukuman itu bagus. Tapi jika Anda tak bisa lihat dengan jelas, maka Anda tak seharusnya dapat ride through penalty. Ayolah. Ini tidak bagus. Saya jadi ingin lihat bagaimana situasinya bila ini terjadi pada rider lain,” lanjutnya.

Manajer Suzuki Ecstar, Davide Brivio, sepakat dengan Mir. Ia mengakui melihat gerakan dari Mir, namun juga yakin ia tak ambil untung apa pun. “Penalti ini terlalu besar dibanding apa yang Anda lakukan. Saya sepakat rider tak boleh bergerak sebelum start. Tapi sekalinya Anda bergerak, Anda bakal kehilangan 30-35 detik untuk ride through penalty. Ini semua berlebihan. Saya rasa kami harus mencari titik tengahnya, mencari hukuman yang adil,” tuturnya.

Para pembalap sudah berkumpul dengan komisi keselamatan, kemungkinan hukuman ride through penalty akan dirubah menjadi long lap namun bukan dalam waktu dekat. Kemungkinan paking cepat adalah ketika sesi pertengahan musim 2019. Rossi menyatakan bahwa para pembalap telah berdiskusi dalam Komite Keselamatan (Safety Commission) untuk meminta ride through penalty diganti dengan long lap penalty, hukuman yang diyakini lebih setimpal untuk jump start karena hanya makan waktu 3-4 detik. Meski begitu, kata sepakat ia akui belum juga tercapai.

“Dalam rapat Komite Keselamatan, kami bicara soal long lap penalty. Banyak dari kami sepakat menggantinya dengan hukuman itu. Tapi Cal bilang, ‘Tapi aku sudah dapat ride through penalty.Jika kalian menggantinya sekarang, maka aku satu-satunya yang dirugikan.’ Jadi diskusi ini tetap terbuka. Mungkin lebih baik perubahan aturan dimulai musim depan,” tutur The Doctor.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini