Fakta yang terjadi pada paruh musim 2017 di MotoGP kita belum bisa melihat duel maut antara Marquez dengan Vinales. Semenjak Lorenzo resmi hengkang dan Vinales masuk, para pecinta MotoGP sudah tidak sabar ingin melihat duel Marquez dengan Vinales yang musim pertama dengan motor M1 yang lebih kompetitif dibandingkan saat berada di Suzuki.
Seri pertama di Qatar, performa Vinales di atas M1 begitu memukau bahkan disini Marquez tidak bisa berkutik hingga Vinales langsung diplot menjadi kandidat kuat juara dunia musim 2017. Seri kedua di Argentina ternyata Vinales kembali gemilang, dan Marquez lagi2 tak bisa podium di penampilan keduanya, berbagai spekulasi hadir setelah dua seri berturut2 Marquez tak bisa podium dan Vinales juara berturut2.
Seri ketiga, disinilah Marquez membuktikan dia masih ada dan mempertahankan title sebagai raja koboy. Dan uniknya giliran Vinales yang tak bisa podium akibat crash. Bahlan ketika seri keempat di negara asal kedua pembalap juga belum bisa mempertemukan mereka di podium, disini menjadi awal Vinales menemui kendala dengan tunggangnnya, Pedrosa berhasil podium pertama disusul Marquez dan Lorenzo sedangkan Vinales harus puas finish di urutan keenam.
Menuju seri kelima di LeMans Prancis, nasib sial menimpa Marquez yang hanya mampu mengitari 11 lap setelah dia mengalami crash dan Vinales mamou podium utama untuk ketiga kalinya. Seri keenam belum juga mempertemukan keduanya di podium, disini Dovi yang juara sementara Vinales kedua dan menjadi podium perdana buat Petrucci sedangkan Marquez di posisi keenam.
Lanjut seri ketuju kembali kandang kedua pembalap tepatnya di sirkuit Catalunya justru Vinales memble disini, malah rider italia yang podium utama sedangkan Marquez kedua dan Vinales finish urutan ke-10. Di seri kedelapan malah menjadi pembuktian buat Rossi yang sudah tak muda lagi namun bisa pidium utama. Di Assen Marquez podium ketiga dan Vinales malah terjatuh.
Dan pada akhirnya sampai ke seri 9 atau seri terakhir di paruh musim dimana Marquez berhasil juara di Sachsenring dan Vinales hanya mampi finish di urutan keempat. Disini kedua bisa bertemu ketika di kualifikasi saja bahkan sempat adu argumen ketika Marquez menyenggol Vinales yang membuat Vinales emosi. Namun tetap saja saat race keduanya tidak ada kontak sama sekali.
Sampai paruh musim ini Marquez berhasil memimpin klasemen sementara sedangkan Vinales di posisi kedua terpaut 5 angka.
jangankan podium, susul susulan di depan aja lom pernah
http://kobayogas.com/2017/07/07/tampang-keren-new-yamaha-yzf-r25-2018-selera-semua-orang/
http://kobayogas.com/2017/07/07/honda-cbr250rr-1600-kilometer-lebih-bersama-pelumas-fastron-techno-10w40/
faktanya marquez paling sering podium
marquez 5 kali
pedrosa 5 kali
vinales 4 kali
rossi 4 kali
dovi 3 kali
petrux 2 kali
crutclux 1 kali
zarco 1 kali
folger 1 Kali
lorencong 1 kali
fakta lainnya, yamaha factory dan satelitnya sudah podium semua, honda factory dan satelit (LCR) sdh podium juga.. honda paling sering podium, konsisten bro.. predtasi satelite yamaha walaupun rookie semua tetap terbaik..
Betull
Aneh juga ya padahal mereka termasuk rider kuat
apakah ada drama setingan?? biar kita pada penasaran.. ekekekek
Semua rider spanyol punya peranan penting dalam meraih kandidat juara dunia moto gp,ibarat piala dunia sepak bola setiap negara bersaing dengan negara lain,negara sendiri harus di bela sekalipun ia beda team
Team Yamaha moto gp seharusnya memilih tandem rossi jangan dari negara spanyol lagi,waktu rossi mendapat tandem si vinales itu kesalahan Yamaha meskipun si vinales mendapat predikat pembalap bagus,,,
wah memang sesuatu banget dengan dua rider ini lek, diharapkan akan ada duel sengit sampai seri ke-9 belum terjadi
http://elangjalanan.net/2017/07/08/inden-onlina-xmax-kembali-dibuka-kini-dapat-dipesan-melalui-premium-dealer-yamaha/
besok motogp teamnya berdasar negara asal
https://ngamenrider.wordpress.com/category/otomotif/