ARIPITSTOP.COM – Sudah satu pekan lamanya motor listrik dari Honda nongkrong di garasi rumah untuk dilakukan review harian. Selama sepekan motor ini langsung digas untuk dipakai keperluan harian di dalam komplek rumah seperti antara sekolah, belanja dll, bahkan motor listrik ini juga saya ajak hujan-hujanan menerjang genangan air, dan tak perlu khawatir kesetrum.

Sebagai awal pengetikan, saya mencoba untuk berbicara soal desain. Yang jelas untuk segala macam desain tentu selera setiap orang itu berbeda-beda kita tidak bisa memaksakan selera orang lain. Namun dari kacamata saya pribadi, ada plus minus untuk saya nilai.

Yang pertama, desain Honda EM1 e: ini memang kalau dilihat dari segi dimensi, motor ini didesain oleh Honda untuk awal memperkenalkan motor listrik yang memang dimensinya seperti halnya motor bensin. Kalau mau dibandingkan ya dimensinya hampir 11-12 dengan Honda Beat atau Genio namun sedikit terlihat langsing di depan. Jadi sisi positif dari motor listrik punya Honda ini adalah kita nggak akan kaget dengan tongkrongannya layaknya motor bensin, berbeda dengan motor listrik asal cina yang sebagian besar dimensinya imut-imut.

Lalu soal desainnya, motor ini kalau saya bilang lebih condong bentuk motor khas cina, agak sedikit heran juga sih, kenapa Honda Indonesia tidak mendesain sendiri motor listrik yang desainnya lebih familiar bagi masyarakat Indonesia seperti Beat, vario dll, kalau desain EM1 e: sekarang ini ya desainnya identik dengan molis cina, meski ya itu… soal desain itu selera masing2. Meski sebenarnya desain lampu depan dan belakang menurut saya sudah ok, hanya bagian depan kok seperti mungil gitu aja.

Dari segi fitur memang sudah ok lah buat sebuah motor listrik, ada colokan buat ngecas HP, semua komponen lampu sudah memakai LED yang tentu leih hemat konsumsi listriknya. Kemudian Speedometer juga full digital yang cukup komplit ada informasi odometer, trip bahkan ada jamnya selain itu tentunya indikator Baterai dan indikator kinerja motor listriknya seperti logo kura2 yang menunjukkan kalau motor dalam mode irit karena baterai sudah mau habis. Dimensi speedometer juga sudah cukup untuk kita lihat sepanjang perjalanan.

Lanjut soal ergonomi, seperti sudah saya bilang soal dimensi motor ini yang mirip dengan Honda Beat, maka tongkrongan motor ini juga tak jauh dari itu. Dari tinggi badan sya yang 173cm kemudian bobot kok ya 70kg mulu, kapan turunnya lagi ini… ketika naik EM1 e: ini memang nggak jinjit, kaki bisa menapak, posisi tangan saat riding mirip banget dengan Honda Beat.

Honda memperkenalkan sebuah motor listrik komuter yang mudah digunakan, pengoperasian mirip dengan motor bensin, kunci kontak putar ke ON dan tombol starter kita pencet kemudian akan muncul “READY” di speedometer yang menandakan bahwa motor sudah siap untuk digunakan tinggal diplintir gas maka motor akan jalan.

Soal tenaga, motor ini dilengkapi dengan Motor brushless tiga fase Honda EM1 yang dapat ditemukan di hub Velg sisi kanan roda belakang menghasilkan tenaga Maksimum 1,7 kW/540 rpm dengan Torsi Maksimum diklaim mencapai 66,4 lb ft, yang terdengar sangat besar untuk sepeda motor seberat 95 kg dengan roda belakang 10 inci dan 12 inci untuk roda depan. Daya pemakaian baterai mencapai 40 km.

Motor ini dilengkapi dengan dua mode berkendara, Standar dan hemat/ECON.

Yap, EM1 e: ini ketika diajak riding dengan mode standar, untuk akslerasi memang tak bisa segesit seperti motor bensin layaknya Honda Beat karena memang motor ini diposisikan setara dengan motor bensin yang kapasitasnya hanya 50cc, bisa dibayangkan ketika naik motor dengan kapasitas mesin sekecil itu.

Motor dan baterainya menghadirkan kehalusan khas Honda dan tidak ada suara bising sama sekali terdengar di kuping saya, asli senyap banget motor listrik ini hanya terdengar suara siualan sangat kecil, itupun hanya terdengar kalau masuk ke area yang senyap atau gang.

Akslerasi memang tidak galak, namun ketika diajak riding di jalan raya kita masih bisa menyalip kendaraan lain dengan catatan kita sudah menguasai ritme kecepatan dan akslerasi atau sifat dari motor listrik ini. Kalau riding di jalan raya sih saya sarankan untuk riding di sebelah kiri saja jangan ke tengah jalan karena dengan tenaga yang segitu akan bahaya untuk riding jika kondisi jalanan yang ramai lancar.

Namun berbeda kalau motor ini dipakai di komplek perumahan atau mungkin di jalanan padat ibukota yang tak butuh kecepatan maksimal. Seperti di perumahan saya di daerah Jonggol Bogor, salah satu perumahan terbesar di timur cibubur yang lahannya mencapai sekitar 1.500 hektar dengan lebih dari 45 cluster. wekwkwkwk… dari pintu gerbang perumahan sampai rumah saya aja jaraknya 5 km. Bisa dibayangkan luasnya perumahan ini yang sudah cocok untuk dijadikan sebuah kecamatan sendiri.

Riding dengan EM1 e: di komplek perumahan, memang sudah cocok banget, tak perlu motor dengan tenaga besar, akslerasi juga sudah cukup memakai motor listrik ini. Lawong motor ini saya tes top speed mencapai 48km/jam dan ketika boncengan dengan anak saya yang bobotnya hampir sama dengan saya, top speed mencapai 46km/jam. Pernah saya pakai dengan terus mode standar, kondisi baterai seperti cepat habis…

Lanjut cerita pemakaian mode ECON atau riding dengan mode hemat Baterai. Untuk memilih mode riding, tinggal pencet tombol saklar kanan paling atas. Pindah ke mode ECON, akslerasi berkurang, bahkan untuk menyalip saja agak susah kalau pakai mode ini, jadi kalau di jalan raya jangan pakai mode ini.

Dan betul memang, baterai jauh lebih irit kalau pakai mode ECON, yap… makanya motor listrik iin lebih cocok untuk dipakai keperluan di dalam komplek.

Untuk diajak nanjak gimana? pakai mode standar kalau buat sendirian sih kuat, tapi kalau boncengan tidak kuat. Kalau mode ECON sama sekali nggak bisa nanjak untuk tanjakan tajam, kalau hanya sekdar nanjak yang panjangnya 3-4 meter sih masih bisa meskipun yan itu jadi agak loyo nanjakknya.

Nah, motor listrik ini datang ke rumah pas banget di musim hujan, jadi sudah bisa merasakan langsung ketika riding dalam cuaca hujan. Top… motor listrik tapi saya nyatakan lulus untuk uji jalan saat hujan-hujanan. Sudah beberapa kali buat nganter anak ke sekolah saat kondisi hujan deras, dan terpaksa harus menerobos genagan air yang tingginya sekitar 10-15cm, dan tidak ada kendala  apa-apa, aman. nggak ada rasa takut kesetrum.

Lanjut soal pengereman dan ayunan sok

Motor ini dibekali rem cakram di bagian depan yang memakai velg 12 inci, dan rem tromol di bagian belakang yang diameter velgnya 10inci. Kedua rem baitu cakram yang maupun tromol kedua tetap pakem seperti halnya sistem pengereman pada motor bensin.

Untuk ayunan sok bagian depan saya bilang sudah cukup empuk, tapi sok belakang agak keras, kalau lewat jalanan rusak atau polisi tidur terasa kerasnya, tapi beruntung dibantu dengan empuknya bagian busa jok motor.

Mencoba ngecas baterai

Honda EM1 e: ini memiliki baterai tipe lithium yang pemakainnya bisa mencapai 40 km, kalau informasi resi dari Honda kalau ngecas baterai ini dari 0-100% memakan waktu 6 jam. OK, saya buktikan sendiri di rumah ya…

Posisi baterai masih tersisa 33%, lanjut saya cas memakai charger yang diberikan dari Honda. Daya listrik di rumah saya sebenar 1300 VA, dari start ngecas jam 10 pagi, ternyata sampai full 100% selesai jam 2 siang, artinya butuh waktu 4 jam pengecasan.

Kesimpulan review dan harapan

Ok, balik lagi soal desain adalah selera, namun masukan dari saya untuk Honda, mungkin untuk tahun 2024 ini merilis motor listrik yang desainnya lebih familiar untuk masyarakat indonesia jangan desain yang condong ke motor cina.

Lanjut, soal akslerasi dan power untuk EM1 e: ini semoga ada peningkatan di produk selanjutnya dan tentunya daya jelajah semoga lebih panjang lagi jaraknya. Karena motor listrik ini sebenarnya sudah cocok digunakan untuk keperluan rumah tangga ataupun kegiatan kecil di jalanan perkotaan.

Kalau ada rejeki buat beli motor lsitrik, saya sendiri tentu ingin memboyong motor listrik, karena memang motor listrik ini sudah pas banget buat dipakai di dalam komplek perumahan saya yang sangat luas, bayangin aja sebuah perumahan yang sudah serba komplit fasilitansya dari pasar, sekolah negeri dan swasta sampai rumah sakit juga ada, yang belum ada cuma mall, hehehe… jadi ya cocok banget pakai motor nyantai seperti ini.

Nah ini yang bikin paling cocok motor ini buat wara wiri di rumah  deknya lega banget, galon aja tumpah2🤣.

2 KOMENTAR

  1. Motor listrik yang Galon-able hehehehe

    harusnya sih Honda gercep bikin motor listrik yg speed dan jarak tempuh nya bersaing dengan Polytron Fox R – tapi nanti motor bensinya gak laku yah hehehehehe

  2. Kalo buat perumahan luas kaya mas pit sih mungkin cocok ya. Tapi kalo buat antar kecamatan yg jalan nya engga selalu rata & lalin yg menuntut agak balap, jelas engga cocok.
    Duh terutama desain nya itu lho, buritan vrindavan banget. Minimal plek in body beat karbu aja, udah ga rame.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini