Royal Enfield Himalayan sebenarnya meluncur di india pada februari 2016 yang lalu dan karena penerimaan yang positif dimarket india di awal tahun pertama makanya pihak PT Distributor Motor Indonesia (DMI) selaku dealer resmi Royal Enfield di Indonesia berencana mamasukkan motor ini ke Indonesia. Bulan agustus 2016 di event GIASS motor ini resmi diperkenalkan di Indonesia.

Namun belum sempat dimasukkan justru ada kabar berhembus kurang sedap menghampiri karena Himalayan sigosipkan akan segera disuntik mati.

Royal Enfield Himalayan ini memiliki mesin bertipe LS 410, LS sendiri memiliki arti Long Stroke satu silinder SOHC. Dengan kombinasi bore 78 mm dan stroke 86 mm. Power maksimum yang mampu dihasilkan yakni 24,5 hp di 6.500 rpm dan torsi maksimal 32 Nm di 4.000-4.500 rpm. Namanya juga motor adventur jadi sampeyan jangan ngomong kok powernya rendah, beda genre dengan motor sport racing.

Meski motor baru namun Royal Enfield Himalayan masih memakai sistem pengabutan karburator jadi untuk perawatan masih tergolong mudah. Royal Enfield mengklaim kalau mesin motor ini diciptakan dengan fokus di efisiensi dan perawatan yang rendah. Sehingga untuk servis berkala atau penggantian oli bisa dilakukan tiap 10.000 km.

Dilansir Motorbeam, Jumat 30 Juni 2017, penjualan Royal Enfield Himalayan yang semakin merosot menjadi alasan motor ini untuk disuntik mati. Bahkan dari data penjualan pada bulan Mei 2017, Royal Enfield Himalayan tak terjual satu unit pun di India.

Padahal pada bulan yang sama yaitu Mei di tahun 2016, penjualan Royal Enfield Himalayan tembus angka 1.030 unit. Bahkan pada September 2016, penjualan Royal Enfield Himalayan di India tercatat sebanyak 1.263 unit.

Tapi siapa sangka di 2017, penjualannya semakin merosot tajam. Pada Januari 2017 terjual 638 unit, Februari 2017 terjual 491 unit, Maret hanya 53 unit dan puncaknya di Mei lalu sama sekali tak terjual.

5 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini