ARIPITSTOP.COM – Berstatus sebagai pembalap satelit namun mampu menjadi juara dunia MotoGP 2024 akan membuat tim pabrikan Ducati menjadi sakit hati, hal ini diungkapkan oleh Manajer Tim Ducati Lenovo, Davide Tardozzi.
Dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2024 ini, Tardozzi jelas condong ke arah Bagnaia, karena dia memang manager dari tim pabrikan Ducati, maka wajar akan sangat menyakitkan kalau justru pembalap dari tim satelit Ducati yang akan menjadi juara dunia. Jelang MotoGP Barcelona 2024, pria asal Italia itu blak-blakan mengakuinya.
“Jelas itu akan sangat menyakitkan bagi saya,” kata Tardozzi dikutip Bolasport dari Speedweek.
“Sayang sekali karena Pecco sudah menunjukkan dirinya sangat cepat dan pantas menjadi nomor 1, Namun jelas juga bahwa dia melakukan terlalu banyak kesalahan,” ujar Tardozzi.
“Itu sebabnya Martin memimpin dalam kejuaraan. Dia telah tampil baik di 19 seri sejauh ini. Dia memenangkan lebih sedikit balapan tetapi lebih sering naik podium (konsisten).”
“Itu sebabnya dia mungkin memenangkan gelar, kita lihat saja nanti. Jika Martin berhasil, maka dia menang karena dia lebih baik,” lanjut Tardozzi.
Namun, meski dirinya lebih condong ke Bagnaia, dirinya tetap bangga pembalap Ducati yang akan menjadi juara dunia dibandingkan dari pembalap selain Ducati.
“Saya ingin skuad Ducati menang, itu jelas. Saya tidak sebodoh itu dan akan mengatakan bahwa akan lebih baik jika pebalap Honda menang daripada pembalap Ducati dari tim satelit, tidak.”
“Saya memiliki Ducati di hati saya, kami telah menunjukkan penampilan luar biasa tahun ini. Tidak ada pabrikan lain yang pernah mencapai hasil seperti itu di era MotoGP seperti Ducati pada tahun 2024.”
“Kami telah mencapai rekor demi rekor,” paparnya.
Menurut Tardoze, penyebab Bagnaia saat tertinggal dari Jorge Martin akrena lebih sering melakukan kesalahan yang tidak seharusnya terjadi. Sering terjatuh hingga akhirnya sering kehilangan banyak poin.
“Jorge dan Pecco saling berusaha hingga batasnya. Tetapi beberapa kecelakaan terjadi karena Pecco terlalu percaya diri,” jelas Tardozzi.
“Ada banyak pembalap yang cepat, tapi Anda harus terus-menerus memberitahu mereka bahwa mereka cepat dan kuat, Pecco tahu itu. Terkadang hal ini menjadi masalah.”
“Seperti di Barcelona Mei lalu, saat dia memimpin balapan dengan keunggulan tiga detik hingga lima tikungan sebelum finis. Itu membuat saya berpikir meskipun dia seorang juara, dia perlu mengambil langkah lain,” ulas Tardozzi.