ARIPITSTOP.COM – Masih ingat dengan Davide Brivio ketika membawa Suzuki Juara dunia MotoGP 2020?, selepaas itu dirinya langsung mengundurkan diri sebagai Manager Suzuki Ecstar kemudian cari tantangan baru di F1. Opsi pengunduran ini ternyata terbuka lebar juga untuk Luigi Dall’Igna yang sudah sukses membawa Ducati menjadi juara dunia MotoGP 2022.
Orang asal Italia ini memiliki lebih dari 50 gelar di berbagai kategori balap motor. Bersama Aprilia, ia berjaya di kelas dua tak dan World Superbike (WSBK). Gelar juara dunia di MotoGP terbuka selama bertahun-tahun. Kecerdasan dan tangan dingin Dall’Igna membantu Ducati bangkit menjadi yang terdepan dari sisi inovasi teknologi. Mantan orang penting dalam Aprilia itu sangat puas melihat Francesco Bagnaia mangangkat trofi juara dalam MotoGP Valencia.
“Itu adalah gelar yang hilang. Tak diragukan lagi, itu adalah gelar yang paling penting,” kata Dall’Igna dilansir dari Motorsport dalam sebuah wawancara dengan ‘Marca’.
Atas apa yang sudah diraihnya di tahun 2022 bersama Ducati, Dall’Igna mencoba menggambarkan masa depannya dengan Ducati.
“Ketika Anda sampai pada titik tertentu, sulit untuk menegaskan diri Anda di sana. Itu pasti akan menjadi tantangan lain. Tapi, saya bisa saja mengundurkan diri,” ucapnya.
Namun sepertinya pengunduran lebih cepat tak akan terjadi, pasalnya musim 2023 sudah di depan mata dan Dall’Igna mencoba menggambarkan peta persaingan para pembalapnya di musim 2023 nanti.
“Marc Marquez selalu berbahaya,” Dall’Igna memperingatkan. “Marquez telah menunjukkan bahwa ia adalah seseorang yang mewujudkan tekad dan kekuatan. Ia juga memiliki gaya mengemudi yang seharusnya membuat yang lain khawatir. Seseorang yang tidak takut pada Marc Marquez adalah orang gila.”
Apakah tidak mungkin Marc Marquez suatu hari nanti akan mengendarai Ducati Desmosedici? Kakak Alex Marquez telah mengambil jalan ini.
“Dalam hidup Anda tak pernah bisa memastikan. Mungkin Pecco yang meninggalkan tim,” renung Dall’Igna. “Apa yang terjadi jika Honda menyebut jumlah yang tidak mampu kami bayar? Lalu apa yang harus saya lakukan?”
