Agostini “Juara Dunia Selalu Berbeda, MotoGP Bakal Kehilangan Pesona dan Daya Tarik”

ARIPITSTOP.COM – Berbeda dengan era sebelum tahun 2022, juara dunia MotoGP selalu menjadi langganan salah satu pembalap, tengok saja ke belakang dari Marc Marquez, kemidian Jorge Lorenzo, sebelumnya ada Rossi yang kemudian di era tahun 1990an ada Mick Dohan dan Wayne Raiyne. Di tahun 2020 juara dunia MotoGP ada pada Joan Mir, 2021 Quartararo dan 2022 sepertinya Bagnaia menjadi kandidat terkuat. Selalu dengan pembalap yang berbeda, juara dunia MotoGP dinilai kurang menarik bahkan kehilangan pesonanya.

Selepas Valentino Rossi resmi pensiun, balapan MotoGP dinilai mulai berkurang daya tariknya. Para penonton yang datang langsung ke sirkuit mengalami penurunan. Dorna pun memutar otak dengan merubah regulasi balapan mulai musim 2023 yang akan balapan sebanyak dua kali Sabtu dan Minggu.

Bukan hanya Rossi yang pensiun membuat MotoGP kehilangan daya tarik, menurut Agostini yang juga mantan pembalap sekaligus juara dunia MotoGP di era tahun 1960an ini mengatakan bahwa MotoGP akan semakin berkurang daya tariknya karena juara dunia yang selalu bergantian.

Setelah Joan Mir-Suzuki pada 2020, Quartararo-Yamaha pada 2021, Bagnaia-Ducati kemungkinan besar bakal menjadi kombinasi ketiga yang menjadi kampiun MotoGP dalam tiga musim terakhir. Tren ini menurut Agostini tidak bagus untuk MotoGP.

“Di balapan sebesar MotoGP, Anda membutuhkan pembalap dengan karakter kuat. Seseorang yang mampu memaksakan dirinya terus menerus, kemampuan menaklukkan lawan secara konsisten, dan menciptakan penggemar sendiri,” ucap Agostini dilansir dari Motorsport.

“Kalau setiap tahun ada juara berbeda, dulu Mir lalu Quartararo, lantas siapa lagi, orang-orang akan mulai berpikir siapa saja bisa memimpin di MotoGP. Jika tantangan menjadi sepele, MotoGP bakal kehilangan pesona dan daya tarik,” ujar kampiun kelas 350cc tujuh kali tersebut (1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974).

Berikut daftar juara dunia MotoGP mulai tahun 1990: