ARIPITSTOP.COM – Berberda jauh dengan rekan setimnya Aleix Espargaro yang justru memperebutkan posisi podium di sirkuit Qatar, bahkan mampu mempecundangi Marc Marquez hingga akhirnya finish di posisi 4 di GP Qatar, Vinales justru terseok-seok di barisan belakang meski akhirnya pelan-pelan ke barisan tengah dan bisa finish posisi 12, dan kini Vinales kembali mengeluhkan kondisi motor Aprilia.

Sebagai pemenang pada GP Qatar 2021, Maverick Vinales yang sedang beradaptasi dengan motor balap RS-GP ternyata belum mendapatkan hasil gemilang pada MotoGP Qatar 2022. Pada balapan pembuka tahun ini, Maverick Vinales mencapai garis finis di urutan ke-12 di Sirkuit Losail, Qatar, Minggu (6/3/2022). Hasil ini tentu sangat mengecewakan karena Vinales awalnya percaya diri bisa mendapatkan posisi yang lebih baik.

Vinales semakin meradang ketika rekan setimnya justru finish bagus di posisi 4 bisa bersaing dengan pembalap top di barisan depan. Perbedaan kinerja tersebut direspons Vinales dengan dorongan untuk melakukan evaluasi bersama krunya.

“Balapan tidak berjalan sesuai rencana. Namun, kenyataannya berbeda dan saya tidak merasa nyaman dengan motor. Ini saatnya memahami apa yang terjadi. Saya sudah melakukan pekerjaan saya, tapi itu sangat rumit.” ujar Vinales.

“Hal yang paling bikin repot hidup saya adalah motor melintir sedikit dan sensasi yang ditransmisikan bagian depan kepada saya. Ini sungguh aneh,” katanya.

“Saya punya sensasi sama dengan beberapa balapan tahun lalu. Pada musim dingin, di sisi lain, saya malah merasa lebih baik. Saat ini, saya merasa kembali ke titik yang sama tahun lalu dengan motor ini. Artinya, kami tidak melakukan pekerjaan dengan baik selama pramusim.”

Vinales ingin tahu bagaimana tim menyelesaikan problematika yang ditemukannya. Ia siap membantu dengan cara Aprilia, bukannya Yamaha.

“Saya sudah jelas tentang apa saja yang terjadi, tapi tidak bagaimana memperbaiki itu. Pastinya, DNA Aprilia mengarahkan pembalap untuk melakukan hal-hal berbeda dari yang biasa saya lakukan dulu.”

sumber: Motorsport.com

4 KOMENTAR

  1. Kalo finishnya deketan brarti itu gambaran kekuatan motornya. Contoh Rossi di akhir karirnya (hampir) selalu finish ga jauh dari rekan setim. Brarti skill Rossi dah dimakan usia. Kalo finishnya jauh brarti skill pembalap beda jauh. Contoh Markez sewaktu jurdun, jauh telak dibandingkan rekan setim. Brarti motor Honda ga hebat2 amat, tapi skill Markez yg hebat

Tinggalkan Balasan ke Kutukupret Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini