ARIPITSTOP.COM – Razlan Razali pernah mengaku kecewa merekrut pembalap berumur tua seperti Rossi, namun ketika Dovizioso masuk, Bos RNF ini tidak mau disamakan situasinya dengan Rossi. Razali menyarankan kepada para penggemar MotoGP untuk tidak membandingkan performa Andrea Dovizioso dengan Valentino Rossi. Di samping faktanya, Dovizioso akan menjadi pembalap tertua di MotoGP 2022.

Sebagai pengganti Rossi, RNF menggaet Dovizioso, yang uniknya juga menjadi tandem Rossi sendiri dalam lima seri terakhir pada 2021 lalu. Kini, usai Rossi pensiun, Dovizioso praktis menjadi pembalap tertua di grid MotoGP. Banyak pihak meyakini ‘Dovi’ takkan sekompetitif di Ducati, namun Razali justru yakin ia bisa tampil garang.

“Tentu orang-orang skeptis bakal membandingkan mereka, berkata bahwa kami akan menjalani musim yang sama seperti dengan Vale. Namun, orang lupa Vale berusia 42. Dovi berusia 35. Jika Anda lihat Vale ketika berusia 35, ia masih ada di puncak karier. Jadi, saya rasa ini perbandingan yang sangat berbeda,” tuturnya.

“Tentu saja dia sekarang adalah pembalap tertua di lapangan, meski Aleix Espargaro tidak jauh lebih muda di usia 32 tahun. Tapi Dovi telah mencapai banyak hal di masanya bersama Ducati. Dia menjadi runner-up di Kejuaraan Dunia tiga kali. Dia tahu Yamaha dari hari Tech3-nya dan yang paling penting dia telah berkompetisi di lima balapan tahun lalu,” ujar Razali.

“Dia belum mencapai batasnya, tetapi sekarang dia akan mendapatkan paket yang sama dengan pembalap pabrikan, saya pikir dia bisa menjadi salah satu penantang gelar,” jelas Razali

Oleh karena itu Razlan Razali tak mau kondisi saat ini Dovizioso disamakan dengan Rossi ketika bersama RNF tahun lalu. Meski naik YZR-M1 spek pabrikan teranyar, The Doctor puasa podium, dan hanya beberapa kali masuk 10 besar. Rasa tak puas Razlan berdasarkan raihan tim karena performa Valentino Rossi yang stagnan di klasemen bawah, serta Franco Mobidelli yang kemudian digantikan Andrea Dovizioso pada lima seri akhir.

“Sebuah kehormatan bisa kerja dengan Vale. Ia hebat dalam menaikkan nilai tim, dan kami terhormat jadi tim terakhir yang ia bela. Kami banyak belajar darinya, soal cara mengatur rider seperti dia. Ia juga mengajarkan soal apa yang harus jadi fokus tim, soal hal apa yang baik untuk dimiliki versus apa yang benar-benar dibutuhkan,” ujarnya.

“Saya rasa ini sangat penting. Tapi soal hasil, kami tak pernah berpikir bakal begitu. Saya rasa ia juga tak mengira bakal tampil seperti itu. Namun, itu terjadi! Kami hanya harus mengenang hal-hal yang menyenangkan ketika bekerja dengannya. Namun, kini saatnya kami membuka lembaran dalam buku baru kami,” lanjut Razali.

sumber: crash.net

3 KOMENTAR

  1. Rossi emang gak pernah menang lagi di motogp.. tapi dia 9kali juara dunia loh..

    Harapannya ke rossi yg terlalu besar, menyebabkan kekecewaan si razlan yg justru bikin dia membanding2kan 2 pembalap tua..

    Kalau ternyata dovi jarang menang juga, pasti berkilah “wajar lahh kalo gak menang.. wong gak pernah juara dunia..”

Tinggalkan Balasan ke Mas dulloh Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini