ARIPITSTOP.COM – Dovizioso menjadi pembalap yang bebas transfer karena tidak memiliki tim pada musim 2021 setelah memutuskan untuk cuti setelah kontraknya habis dengan Ducati. Di tahun 2021 dia hanya dijadwalkan untuk bekerjasama mengetes motor RS GP bersama Aprilia, namun kesempatan tak terduga ketika Yamaha ada lowongan dan Dovizioso resmi kembali kepelukan Yamaha minimal sampai musim 2022. Ada keuntungan besar bagi Yamaha dibalik merekrut seorang Dovizioso.
Awalnya Dovizioso dikontrak Yamaha untuk bisa berlaga di musim 2022 menggantikan posisi Morbidelli, akan tetapi rencana batal karena Morbidelli lebih cepat pindah ke tim pabrikan menyusul kepergian Vinales, dan akhirnya Dovizioso mulai balapan menghabiskan sisa musim 2021 bersama Petronas SRT.
Dovizioso diikutsertakan Yamaha tahun ini supaya bisa memacu motor agar kompetitif pada MotoGP 2022. Sebelumnya pada 2012, Dovizioso memang pernah membela Yamaha selama setahun dan mendapat hasil memuaskan. Setelah delapan tahun berkelana bersama Yamaha, Dovizioso kini telah kembali bergabung dengan Yamaha. Lin Jarvis menyambut bahagia kedatangan pembalap 35 tahun. Manager tim pabrikan Yamaha ini menilai berbeda dengan bergabungnya Dovizioso, pembalap ini bisa mengembangkan motor YZR-M1.
Bisa jadi pembalap asal Italia ini membocorkan data milik Ducati dan Aprilia yang pernah beberapa dia coba.
“Dengan Andrea situasinya berbeda, karena dia sedang hiatus. Tetapi, keadaannya telah berkembang,” kata Jarvis, dilansir dari Motosan.
“Pada awalnya mendatangkan dia bukan tujuan kami, tetapi peluang muncul dengan sendirinya.”
“Andrea tanpa tim dan dia benar-benar pembalap yang sangat cepat. Dia membawa banyak pengalaman setelah bertahun-tahun bersama Ducati dan sebagai pembalap penguji Aprilia.”
“Dia akan memberi kami banyak pengalaman dan informasi menarik,” ucapnya melanjutkan.
Dovizioso pernah membela Yamaha pada 2012, tapi ia harus adaptasi dari nol dengan M1 karena bertahun-tahun mengendarai mesin V4, terutama di Ducati. Ia tak malu-malu mengakui M1tak cocok untuk gaya balapnya, namun bukan berarti ia akan pasrah, apalagi Yamaha akan melibatkannya dalam pengembangan motor.
“Yamaha dan Ducati adalah motor yang saling berlawanan. Di atas kertas, Yamaha bukan motor yang tepat untuk gaya balap saya, namun adaptasi ada di tangan saya. Salah satu alasan Yamaha menggaet saya adalah karena saya pernah mengendarai Ducati dan Aprilia, saya pun bisa memberi banyak indikasi kepada mereka,” tuturnya.
“Anda tak bisa lihat perbedaan tahun yang satu dengan tahun berikutnya. Tapi Anda bisa lihat hasil Ducati sekarang. Namun, mustahil memperkirakan apakah pembalap atau motornya yang makin baik. Tapi memang rider mereka banyak yang sangat cepat, jadi jelas ada kemajuan,” tutur Dovizioso.