ARIPITSTOP.COM – Meski Yamaha secara tertulis dan terbuka mengungkapkan kesalahan mereka perihal pemakaian mesin ilegal karena pemakaian klep yang dikatakan melanggar aturan homologasi, ternyata masalah ini masih akan berbuntut panjang. Dovizioso tidak terima hukuman Yamaha hanya pengurangan poin pada konstruktor dan team, tapi pembalap Ducati ini tidak terima pembalap Yamaha tidak dikurangi perolehan poinnya.

Yap, Dovizioso berencana akan membawa kasus klep Yamaha ini sampai ranah hukum, namun yang unik disini adalah Dovizioso bukannya menuntut ke pihak Yamaha tetapi justru menyalahkan dan menuntut Ducati. Kok bisa justru Dovizioso akan menuntut Ducati ke ranah hukum?, berikut jabarannya.

Jadi awalnya ketika berkaitan dengan kesalahan prosedur dan protokol yang dilakukan Yamaha dalam penggantian klep Yamaha M1, FIM MotoGP Stewards akhirnnya hanya memberikan Hukuman penghapusan Point Manufaktur dan Dua team Yamaha pada klasemen masing-masing, namun hukuman tidak dijatuhkan kepada pembalap yang notabenenya juga ikut menggunakan motor yang terbukti menggunakan protokol yang salah dalam mengganti klep yang tidak sesuai (sama) dengan klep yang dihomologasikan pada kesempatan pertama motor hadir di paddock yakni di Qatar.

Namun perlu diingat bahwa keputusan hukuman yang dikeluarkan oleh pihak FIM MotoGP Stewards merupakan keputusan musyawarah mufakat bersama dengan para anggota MSMA. Seperti yang kita ketahui kalau MSMA (Motor Sport Manufacturer Association) merupakan organisasi dalam MotoGP yang terdiri dari pabrikan-pabrikan motor yang mengikuti kejuaraan MotoGP, seperti Honda, Yamaha, Ducati, Suzuki, Aprilia dan KTM. Dan saat ini ketua MSMA adalah CEO ducati yaitu Claudio Domenicali.

Dalam keputusan hukuman yang dikeluarkan oleh FIM MotoGP Stewards kepada Yamaha yang notabene sudah bermusyawarah dengan anggota MSMA, dan yang dinilai terkesan ada semacam “gentleman agreement” atau kesepakatan terlebih dahulu yang diakhiri dengan tanpa hadirnya protes ataupun banding di semua pabrikan lain anggota MSMA terhadap putusan tersebut. Dan menurut yang tertulis pada harian Gazzetta Dello Sport, basis dari rencana pihak Dovizioso untuk menuntut Ducati adalah sinyalemen bahwa Ducati mengambil peran penting dalam keputusan MSMA tersebut.

Menurut pihak Dovizioso, kini pihaknya akan menuntut secara hukum kepada Ducati karena dinilai Ducati hanya memikirkan secara sepihak dirinya sendiri yang diuntungkan dari pemotongan poin konstruktor dan tidak memikirkan perolehan poin para pembalapnya terutama poin Dovizioso yang masih punya peluang memperebutkan gelar juara dunia.

Jika point Quartararo, Vinales maupun Morbidelli ikut dipotong, Dovizioso secara umum akan punya keuntungan potensi posisi yang lebih bagus di akhir musim 2020. Ia merasa sendiri, merasa seakan akan potensi dirinya menjuarai MotoGP 2020 tidak dibela sekuat tenaga oleh Ducati.

“Jika benar bahwa proposal dimulai dari Ducati, itu akan menjadi situasi yang sangat memalukan,” kata Manager Dovizioso, Simone Battistella kepada Gazzetta Dello Sport, Jumat. “Baik Andrea maupun saya tidak diberi tahu tentang proposal itu, dan karena hukuman yang dikeluarkan larut malam dengan hanya satu jam tersedia untuk mengajukan banding, hal itu jelas menghilangkan potensi Andrea untuk mengajukan protes. Tapi, terlebih lagi, ini memiliki konsekuensi penting dalam hal peringkat dan ekonomi. Kami mencoba mencari tahu apa yang harus dilakukan jika situasi ini muncul. “

Ini jelas baru rencana, namun sudah terdengar sampai ke management Ducati Corse. Paolo Ciabatti mengaku terkejut dengan hadirnya rencana tersebut “Saya akan sangat terkejut jika Andrea dan Battistella benar-benar memikirkan tindakan seperti itu. Itu bukan ide Ducati; Itu adalah hasil pemufakatan untuk menyelesaikan situasi yang telah berlangsung selama beberapa waktu. Pabrikan pabrikan mengomunikasikan kepada manajemen teknis yang hadir pada pertemuan itu bahwa setidaknya diharapkan Yamaha akan direnggut point manufakturnya dan point tim.”.

Melihat situasi dan kondisi ini, situasi di paddock Ducati seperti api yang sedang membara panas, pembalap tidak akur dengan team…

sumber : crashnet, tmcblog.com

3 KOMENTAR

  1. Ga usah d stelin lagi motornya..suruh setting sendiri
    Ntar akhir musim banyak alasannya sy ga runner up krn pembalap yamaha ga dipenalty…balap mah gas bro bukan main politik
    Emang besar kepala nih pembalap pdhl prestasi cm runner up doang

Tinggalkan Balasan ke Gepeng Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini