ARIPITSTOP.COM – Satu unit motor SM Classic yang merupakan salah satu tipe motor dari pabrikan SM Sport asal Malaysia beberapa waktu yang lalu sempat mampir ke garasi Aripitstop.com, motor bebek klasik ini langsung menjadi perhatian ketika saya ajak jalan2 di sekitar komplek perumahan di daerah Jonggol-Bogor yang luasnya bisa membentuk satu kecamatan sendiri. Hal menarik ketika tetanggsa saya bilang “om, motornya lucu banget seperti sepeda, pinjam dong om nyobain…”.

Yap, SM Classic sebenarnya tidak bermain sendiri di pasar motor Indonesia karena sudah ada dari pabrikan Honda yaitu Super Cub CT125, namun dengan harga yang tinggi mencapai 70jutaan tentunya yang membeli motor ini dalam kalangan segmented buangeet, dipastikan bukan lagi menjadi motor harisn namun menjadi motor Hobi. Akan tetapi berbeda dengan SM Classic yang harganya sangat jauh lebih terjangkau karena saat ini dijual oleh PT MForce Indonesia sebesar Rp 20jutaan tentunya OTR Jakarta.

Punya motor klasik memang memiliki kesan tersendiri, banyak para biker yang rela membangun motor peninggalan orang tuanya atau membeli motor klasik bekas untuk direstorasi ulang agar tampil baru seperti baru lagi dengan penampilannya yang retro habis. Tak cukup sedikit biaya yang dikeluarkan untuk merestorasi sebuah motor klasik, jutaan rupiah bahkan hingga puluhan juta rupiah demi membuat hati ini senang melihat motor klasik menjadi hidup kembali. Belum lagi ketika mencari part2 yang dibutuhkan sudah susah karena pabrikan sudah tidak memproduksi sparepart ketika sebuah motor sudah berumur 10 tahun sejak discontinue.

Yang tidak mau repot, bisa membeli motor klasik hasil restorasi namun jangan ditanya soal harga ya… bisa tembus diatas 20 jutaan untuk satu unit motor bebek jadul bahkan sampai ada yang dijual hingga 50jutaan. Belum soal resiko yang dihadapi ketika membeli sebuah motor bekas, karena kita tidak tahu bagaimana kondisi jeroan mesinnya, dan apakah memakai part asli atau palsu.

Namun saat ini buat kalian yang mau melampiaskan hasrat memiliki motor klasik dengan kondisi masih sangat bagus mulus semua serba baru dan pastinya harga sangat terjangkau, SM Classic menjadi salah satu sebuah akhir dari pelampiasan untuk memiliki motor jadul namun dengan sentuhan detail modern.

Kebetulan kali ini saya diberi kesempatan untuk menjajal motor klasik yang memiliki cita rasa modern, secara desain motor ini terlihat tetap mengusung desain jadul namun fitur yang dimilikinya tak mau ketinggalan dengan motor milenial, tengok saja bagian lampu yang sudah serba LED kemudian motor klasik ini juga memiliki fitur power charger yang sangat penting bagi anak milenial jaman sekarang yang HPnya harus selalu aktif tanpa khawatir kehabisan daya.

Awal naik motor ini, Saya yang memiliki tinggi badan 173cm terlihat kedua kaki bisa menapak dengan sempurna di tanah karena motor ini memiliki tinggi jok 755cm.

Secara tongkrongan asik banget, khas banget bergaya tumpangan motor 80-90an, namun tentunya penampilan yang berbeda karena desain Speedometer dari SM Classic ini sudah berbau modern, seperti pencahaan dari sorot lampu LED, kemudian ada indikator panasnya suhu mesin. Odometer berupa manual dan kecepatan motor diatur oleh Speedometer berupa jarum.

Namun ada yang unik dari indikator BBMnya, karena tidak seperti pada motor lainnya berupa Bar atau Jarum, Indikator bensin dari SM Classic hanya berupa sebuah lampu Indikator yang akan menyala ketika volume bensin di Tangki sudah mau habis. Jadi kita tidak akan tahu secara faktual kondisi dalam tangki, hanya sebuah peringatan lampu yang akan menyala ketika bensin mau habis. Namun jangan khawatir soal konsumsi BBM, karena motor yang masih menganut pengabutan Karburator ini diklaim memiliki konsumsi bahan bakar yang sangat irit, mencapai 1,6 liter untuk 100 km.

SM Classic ini didukung oleh mesin berkubikasi 109,2cc, satu silinder 4-langkah, masih memakai pengabutan Karburator dengan spesifikasi bore 50mm dan stroke 55,6mm, sedangkan kompresinya 8,8:1. Mesin teknologi ini mampu menyemburkan tenaga sebesar 6,9 ps pada 7.500 rpm dan torsi 8 Nm di putaran 5.500 rpm. Keseluruhan tenaga disalurkan ke roda melalui sistem transmisi manual 4-percepatan. Jadi jangan ngomong berapa sich top speednya? ini motor klasik bukan motor sport yang harus kencang.

Betotan gas memang halus, soal aklserasi cukup agresif untuk seukuran bebek klasik, namun untuk memindahkan gigi terasa agak keras ketika mau menaikkan gigi alias Up Shift, untuk down shiftnya sich lembut banget. Hal ini biasanya bisa diatasi dengan cara menyetel ulang bagian kopling agar injak giginya sesuai selera kita.

Bagian paling menarik dari motor ini adalah sok depannya yang sudah memakai USD, bayangin aja motor bebek klasik pakai sok terbalik, ajib bener dech… terbukti ayunannya ketika melibas polisi tidur atau jalanan jelek tetap lembut. Namun yang saya rasakan untuk bagian sok belakang tidak terlalu lembut banget sich tapi tetap nyaman ketika melibas polisi tidur.

Desain lampu depannya juga menarik, membulat khas motor klasik namun dengan sentuhan lampu LED yang dikelilingi lampu DRL. Bahkan ada lampu DRL juga di bagian atas kanan krii lampu yang menambah kesan menarik. Desain lampu belakang juga unik dengan khas spakbor belakang yang terasa motor tua. Kemudian dipadu dengan lampu sein yang juga LED namun desainnya kok lancip gitu ya… menurut saya lebih terkesan klasik kalau bentuknya membulat.

Motor ini ada power chargernya di tebeng sebelah kanan, memakai tipe colokan USB, jadi lebih mudah klo mau ngecas HP ketika berada sedang di jalanan.

Motor ini juga cocok buat sekedar belanja ke pasar, kalau mau menaruh barang bawaan yang sedikit bisa ditaruh di brakcet diatas spakbor depan yang memang sudah tersedia bawaan motor. Bisa juga nantinya ditambahkan aksesoris bracket di bagian tengah dek motor.

SM Classic ini bagian jok belakang juga bisa dilepas, dan ketika dilepas sudah ada bracket yang kokoh untuk membawa barang bawaan ketika touring. Kedua joknya memilik buas ayang tebal banget, makanya ketika dinaikin berasa empuk.

Kemudian untuk bagian roda, desain velg jari-jari bergaya retro, total jari-jarinya ada 72 pcs yang dipasang pada roda depan dengan ukuran 70/90-17 dan ukuran ban belakang 80/90-17 keduanya masih memakai tipe ban dalam. Dan untuk pengereman masih memakai rem tromol baik depan maupun belakang, meski memakai rem rem tromol, untuk rem belakang tetap pakem, meski memang untuk bagian rem depan harus ada jeda sedikit untuk motor bisa benar2 berhenti dengan sempurna.

Secara overal, motor ini memang asik buat diajak JJS, pilihan yang tepat buat memiliki motor tampang klasik namun sangat ramah di kantong.

Mega galeri dibawah ini, klik untuk perbesar.

3 KOMENTAR

  1. Sayangnya rem depannya masih tromol.

    Soale saya dan istri seperti trauma pake motor dgn rem depan tromol.

    Dulu istri pake Jia Ling bebek rem tromol mau nabrak sepeda, saya pake A100 rem tromol mau nyundul taksi. Tapi dua2nya sekarang udah diganti cakram semua.

Tinggalkan Balasan ke Yukiwa Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini