ARIPITSTOP.COM – Dua orang Polantas menjadi korban pengeroyokan rombongan pengantar Jenazah di Gowa Sulawesi. Polisi menetapkan tiga pelaku pengeroyokan sebagai tersangka. Polisi hingga kini masih mengejar lima pelaku lain yang diduga ikut menganiaya korban.

Polisi hingga kini masih mengejar lima pelaku lain yang diduga ikut menganiaya korban. Ketiga pelaku yakni, M Ikram, Nasrul dan Edi, merupakan rombongan pengantar jenazah yang mengeroyok korban, Bripka Ibrahim. Mereka mengaku kesal karena korban menahan konvoi yang dinilai membuat macet lalu lintas.

Dilansir dari INews.id, Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga mengatakan, aksi semacam ini biasa terjadi. Massa yang ikut dalam rombongan pengantar jenazah merasa seperti raja jalanan, sehingga kerap bersikap arogan, dan tak segan-segan melawan petugas.

“Aksi ini sudah menjadi budaya. Bahkan, seorang anggota kami atas nama Ibrahim mengalami luka-luk akibat aksi pengeroyokan massa pengantar jenazah,” kata Shinto.

Kronologi :

Aksi pengeroyokan petugas tersebut terjadi di Jl. Usman Salengke. Tepatnya di dekat Taman PKK sebelum jembatan kembar, Kamis (8/8/2019) sore kemarin.

Ketiga pelaku ini adalah MIR (23), NA (28), dan ED (36). Ketiganya merupakan warga kota Makassar.

Kejadian ini berawal saat ketiga pelaku yang menggunakan mobil sedang ikut dalam rombongan pengantar mobil ambulans jenazah dari arah Gowa ke Kabupaten Takalar.

Saat hendak melintas, personel Satlantas memberikan prioritas kepada mobil ambulans jenazah untuk dapat melawan arus agar dapat cepat sampai ke tujuan.

Petugas Satlantas ketika itu sedang melaksanakan pengaturan lalu lintas. Namun rupanya, rombongan pengantar jenazah yang berada di belakang turut mengikuti mobil ambulans tersebut melawan arus.

Personel Satlantas pun sigap menghentikan mobil pelaku dan mengarahkannya untuk tetap mengikuti jalur yang sesuai. Namun ditanggapi dengan rasa emosi oleh para pelaku.

Pelaku turun dari mobilnya dan langsung melakukan pengeroyokan. Pengeroyokan di tengah jalan ini menjadi perhatian pengguna jalan yang lain.

Sumber : inews.id, tribunnews.com

5 KOMENTAR

  1. Begitulah kita juga sering heran, apa sih artinya sesaat jadi jagoan di jalan dengan mengatasnamakan orang yang sedang berduka? Kalau mengawal jenazah bersikaplah sewajarnya toh pengendara lain juga pasti akan memberi jalan begitu memungkinkan. Sekarang kalau berurusan dengan hukum apakah keluarga almarhum/almarhumah yang dikawal ke peristirahatan terakhir tidak ikut jadi repot.

  2. jujur saya lama tinggal di sulsel, dan setiap ada mobil jenazah lewat para pengantarnya sangat amat arogan.. yang saya bingung itu kan jenazah, bukan orang hidup yang harus buru2 dibawa ke rumah sakit.. ngapain juga minta di prioritaskan???

Tinggalkan Balasan ke Ogggggiiie Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini