ARIPITSTOP.COM – Setelah Yamaha kepergok mendaftarkan hak desain paten motor New Nmax 2020, ternyata Yamaha juga mendaftarkan sebuah paten sistem pengereman gabungan depan dan belakang yang terpasang untuk motor sport murah alias entry level. Wuich… bisa jadi Yamaha mau mengeluarkan motor sport saingan Honda Verza.
Yamaha ternyata pernah mendaftarkan paten sistem pengereman yang lebih dikenal dengan nama Combi Brake System, namun bukan terpasang di motor matic melainkan terpasang di motor sport entry level. Paten ini sudah didaftarkan oleh Yamaha di Pangkalan Data kekayaan Intelektual (PDKI) Indonesia sejak tahun 2016 silam dan terus dikembangkan oleh Yamaha dengan paten rem gabungan yang lain.
Berikut keterangan paten yang tercantum dalam paten bernomor PID201806257 :
Suatu kendaraan tunggang (10) meliputi suatu sistem rem gabungan (1) yang mengoperasikan suatu rem roda depan (68) dan suatu rem roda belakang (69) dengan cara digabung. Sistem rem gabungan (1) tersebut meliputi suatu aktuator rem roda depan (80) yang disediakan pada pegangan kemudi (62) dan menggerakan rem roda depan (68) sebagai reaksi atas operasi yang dibuat oleh pengendara; suatu aktuator rem roda belakang (90) yang disediakan pada bagian belakang dari, dan di bawah, aktuator rem roda depan (68) dan menggerakan rem roda belakang (69) sebagai reaksi atas suatu operasi yang dibuat oleh pengendara; dan suatu kabel rem gabungan (5) yang dihubungkan dengan aktuator rem roda depan (80) dan dengan aktuator rem roda belakang (90) dan mentransmisikan suatu gaya operasional yang bekerja pada aktuator rem roda belakang (90) sampai aktuator rem roda depan (80). Aktuator rem roda depan (80) diletakkan di daerah kanan (RA) dari kendaraan (10). Kabel rem gabungan (5) dihamparkan di jalur di daerah kanan (RA), dan setidaknya sebagiannya saling menutupi dengan mesin (63) seperti terlihat pada tampak samping kendaraan. Kendaraan (10) selanjutnya meliputi suatu komponen penopang (101) yang menopang kabel rem gabungan (5) di suatu posisi pada sisi mesin (63).
Berikut keterangan paten yang tercantum dalam paten bernomor PID201802629 :
Suatu pengimbang (43) terdiri dari suatu bagian sambungan pertama (46) dan suatu bagian sambungan kedua (47). Salah satu dari komponen transmisi rem gabungan (38) dan komponen transmisi rem belakang (37) dihubungkan dengan bagian sambungan pertama (46). Yang lainnya dari komponen transmisi rem gabungan (38) dan komponen transmisi rem belakang (37) dihubungkan dengan bagian sambungan kedua (47). Suatu sumbu pusat (Ax2) dari poros pengimbang diletakkan di depan sumbu pusat (Ax1) dari poros pedal apabila pedal rem (35) dalam posisi langkah nol. Dalam suatu tampak samping kendaraan, pusat dari bagian sambungan kedua (47) diletakkan pada atau di belakang garis lurus imajiner (L1) yang melewati pusat dari bagian sambungan pertama (46) dan sumbu pusat (Ax2) dari poros pengimbang. [Gb. 6]
Dari data diatas bisa diambil kesimpulan bahwa selama ini Yamaha sudah mempelajari peluang pasar sport entry level dibawah Vixion atau pesaing dari Honda Verza, bisa dilihat juga dari gambar patennya bahwa sistem pengereman gabungan ini terpasang pada sebuah motor sport entry level yang sudah dijual di negara Brazil. Motor tersebut adalah Yamaha Factor 150, dan di motor ini memang sudah terpasang sistem pengereman gabungan yang bernama Unified Brake System (UBS) adalah teknologi pengereman yang saling berkaitan antara rem depan dengan rem belakang. Kalau di Indoensia lebih terkenal di merk Honda yaitu rem CBS.
Coba lihat gambar paten diatas dengan foto dibawah ini, mirip banget kan…
Sesuai informasi yang saya dapatkan dari website Yamaha Brazil bahwa kinerja rem UBS ini bekerja ketika pedal rem tromol belakang diinjak maka rem depan akan ikut tertarik dengan kontribusi rem belakang sebesar 70% dan rem depan sebesar 30%, mirip2 rem CBS punya Honda kan…
Nach ternyata sistem pengereman UBS ini juga diterapkan pada motor Fazer 150 alias motor sport diatasnya Factor 150, kalau di Indonesia lebih mirip antara Honda CB150R dengan Verza.
Ketika saya melihat kinerja rem UBS di motor Fazer 150, bisa dilihat di Video Youtube dibawah. Sistem pengeremannya bekerja ketika pedal rem belakang diinjak saja, jadi ketika menekan rem depan saja maka rem belakang tidak ikut terintegrasi. Pengereman yang dihasilkan memang lebih efektif ketika mengerem di jalanan yang lurus, bahkan jaraknya bisa terpaut sampai 7 meter ketika Fazer 150 tanpa UBS dan UBS ditest bareng dengan kecepatan 60 kpj.
https://www.youtube.com/watch?v=aApsLRgknLY
Dari hasil pengetesan diatas memang hanya pada jalanan lurus saja, namun sayangnya pada pengetesan diatas tidak ada pengetesan ketika jalan menikung.
wow…montor murah pakai CBS… diperlukan gak ki kang kira2? hehehe..
monggo:
https://bramotor.wordpress.com/2019/04/24/nih-motor-motor-baru-yang-bakal-hadir-di-iims-2019-jakarta/
https://bramotor.wordpress.com/2019/04/24/nih-motor-motor-baru-yang-bakal-hadir-di-iims-2019-jakarta/
Kalau menikung bisa dlosor bro
Layo… Nikung kog ngerem
Mas ari klo cornering ngerenya pake tungkak kaki di jejekin ke aspal, combi brake jg kan …. ??
Wah menarik nih buat dibahas sama prof sucahyo
http://kobayogas.com/2019/04/24/modifikasi-yamaha-nmax-off-road-disulap-jadi-skutik-garuk-tanah-yang-penting-yakin/
http://kobayogas.com/2019/04/24/bocoran-harga-motor-listrik-gesits-yang-akan-dijual-perdana-di-iims-2019/