Dapat laporan dari jepang, Pebalap Indonesia M. Febriansyah berhasil menyabet podium kedua pada ajang balap Asia Dream Endurance Race (ADER) di sirkuit Suzuka, Jepang. Pebalap muda ini mampu membuktikan kompetensi balapnya yang mumpuni di antara pebalap lintas negara di kompetisi balap ini.
Keberhasilan M. Febriansyah dalam ajang ADER diraih setelah melahap 42 lap bersama rekan setimnya dari Australia, Broc Pearson pada Minggu (5/6). ADER khusus digelar pada kelas Asia Dream Cup (ADC) ajang balap Asia Road Racing Championship (ARRC) seri ke-3 di sirkuit Suzuka, Jepang. Sebanyak 50 rider berpacu di ADER dengan masing-masing 18 starter dari kelas ADC dan 34 starter di kelas terbuka.
Ajang balam ketahanan (Endurance Race) selama 2 jam ini dilakukan secara tim beranggotakan 2 orang pebalap. Mereka menggunakan 1 unit Honda CBR 250 yang telah disesuaikan untuk kedua pebalap. Pebalap Astra Honda Racing Team (AHRT) Muhammad Febriansyah atau Feri dan Yaasiin Gabriel Somma turun dan berpasangan masing-masing dengan pebalap asal Australia dan Srilanka.
Seperti tradisi balapan uji ketahanan, pebalap pertama memulai start dengan lari menuju ke motor di sisi seberang lintasan. Balapan dimulai dengan kondisi hujan dan lintasan sirkuit yang basah.
Memulai balapan dari posisi ketiga, rekan setim M. Febriansyah, Broc Pearson, memacu motor hingga mencapai posisi terdepan saat balapan baru saja berjalan 6 menit. Namun di tengah jalan, pandangan Broc terhalang dikarenakan visor helm yang berkabut sehingga pebalap ini kesulitan dalam mengendalikan motor dan terjatuh. Sebagai pebalap kedua, M. Febriansyah yang baru berusia 17 tahun ini melanjutkan balapan pada motor bernomor 112 setelah balapan berjalan sekitar 1 jam dengan posisi ke-3. Feri langsung memacu motornya menyalip pebalap dari Tiongkok dan di sisa waktu 19 menit sudah berhasil berada di posisi runner up hingga akhir balapan.
āDi uji ketahanan ini kerjasama tim sangat memegang peranan penting. Saya banyak belajar di trek yang cukup sulit ini untuk bisa melakukan soft breaking dengan cepat sesuai kontur lintasan yang menantang. Kesabaran pun harus semakin ditingkatkan untuk mencegah terjadinya kesalahan di ajang balap iniā ungkap Feri.
Sementara itu rekan satu negara Feri, Yaasiin Gabriel Somma kurang beruntung karena mengalami kendala rem yang kurang berfungsi baik sehingga harus berhenti di putaran awal. Yaasiin menunggangi motor no 116 berpasangan dengan pebalap asal Srilanka, Jaden Gunawardena.
Hasil balapan ADER ini menjadi bagian dari pengumpulan poin sepanjang musim balap ARRC kelas ADC tahun ini. Saat ini, Feri dan Yaasiin masing-masing mengantongi total poin 56 dan 34 atau berada di posisi 5 dan 11 klasemen sementara kelas ADC.
Posisi 5 Besar
Sementaraitu, pada ajang ARRC di kelas yang berbeda, supersports 600cc, pebalap tangguh Dimas Ekky Pratama semakin memantapkan posisinya dengan menduduki posisi 5 besar klasemen sementara. Rekan setimnya, Gerry Salim berada pada peringkat 7 besar dari 25 pebalap lintas negara Asia yang bertanding di kelas ini.
Kedua pebalap AHRT pada kelas supersports 600cc ini menjalani dua race sebanyak masing-masing 15 lap di sirkuit Suzuka yang memiliki panjang lintasan 5,8m. Pada race-1, Dimas Ekky yang memulai balapan dari posisi ke-9 langsung memacu motornya melesat ke posisi 5 dan terus merangkak naik hingga posisi 3 hingga lap ke-4. Persaingan sengit antar pebalap tak terelakkan hingga terpaksa mengakibatkan insiden kecelakaan yang melibatkan pebalap Anucha Narkcharoensr dari Thailand. Balapan dihentikan selama 15 menit di mana Dimas Ekky sempat menorehkan catatan waktu terbaik 2:12.508 menit. Setelah balapan dimulai kembali, Dimas Ekky berusaha berjuang kembali dari posisi ke-3. Pada awal lap Dimas sempat turun ke posisi 4 dan di sisa 2 lap Dimas kembali berada di posisi 3. Balapan diakhiri Dimas Ekky pada posisi ke-6.
Pada race-2, Dimas Ekky kembali berupaya mengeluarkan seluruh kemampuannya. Memulai balapan dari posisi 8 terus memacu Honda CBR 600R hingga di lap 2 berhasil jajaran 5 pebalap terdepan. Pebalap ini terus mencoba mempertahankan posisi 5 meskipun sempat berada di posisi 10 pada lap 6. Dimas terus memperbaiki dengan berhasil naik hingga posisi 6 di lap 11. Pada lap ini, Decha Kraisart asal Thailand yang tengah memimpin jalannya balapan mengalami kecelakaan. Dimas finish di posisi 6 dari 22 starter yang bertanding.
“Target saya podium di Suzuka. Saya pun mencatatkan rekor pebalap tercepat di seri ini. Namun sangat disayangkan dengan adanya red flag pada race-1 membuat saya kehilangan momentum. Saat itu di saya sedang merangkak naik dari start di posisi 9 dan ingin mempertahankan di posisi 3. Pada race-2 saya ingin kembali melesat di depan. Namun saya tertahan di awal race, sehingga upaya untuk masuk ke rombongan depan kurang maksimal. Saya akan berusaha lebih keras lagi pada seri berikutnya di Sentul,” papar Dimas Ekky.
Pebalap AHRT lainnya, Gerry Salim, berupaya menaklukkan sirkuit dengan motor berkapasitas 600cc yang ditungganginya. Pebalap ini memulai balapan race-1 dari posisi ke-6. Namun pebalap ini mengalami kendala dengan ban terutama pada lintasan s-curve di r3 hingga r7 sirkuit Suzuka. Gerry Salim finish di posisi 13 dari total dari 25 starter.
Sementara pada race-2, Gerry Salim sempat berhasil mempertahankan posisi 4 namun terus melorot ke posisi 11 dan finish di posisi 10.
āSaya salah memilih ban medium dan menjadi tidak nyaman saat balapan sehingga mempengaruhi performa saya. Mohon maaf belum dapat maksimal di seri kali ini. Mohon dukungannnya untuk seri-seri selanjutnya,” ujar Gerry Salim.
General Manager Marketing Planning and Analysis PT Astra Honda Motor (AHM) A. Indraputra menyadari tidaklah mudah perjuangan para pebalap binaannya untuk mencetak prestasi-prestasi membanggakan untuk bangsa. Banyak hal yang harus diperjuangkan dan dikorbankan untuk dapat menaklukkan setiap sirkuit dengan capaian terbaik.
“Apapun hasil balapnya, kami sangat mengapresiasi perjuangan anak muda Indonesia yang ingin mempersembahkan kebanggaan untuk bangsa kita di dunia balap internasional. Semangat berkarya ini akan terus kami dukung hingga ke jenjang balap tertinggi di MotoGP. Mohon dukungannya untuk para pebalap hebat Indonesia ini agar mereka tidak pernah berhenti belajar dan mengasah skill balapnya untuk mencetak prestasi terbaik bagi Indonesia,” ujar Indraputra.
asyik
https://orongorong.com/2016/06/05/penyebab-kematian-luis-salom-karena-benturan-kepala-dengan-tangki/