Pengalaman Cikal Mutiara Mustika, Lady Biker Vixion Taklukkan Beratnya Medan di Pedalaman Palembang

Nama lengkap Cikal Mutiara Mustika, jangan minta nomor HP ya. Cikal biasa dipanggil merupakan alumni dari Universitas PGRI Palembang, untuk mendapatkan gelar kesarjanaannya tidak begitu mudah terutama dari sisi geografis di daerah sumatera selatan yang sampai sekarang perkembangannya belum bisa merata masih banyak jalan2 rusak tanpa pengaspalan sehingga menyulitkan para warga yang hendak beraktifitas terutama disaat musim hujan tiba.

Yap, cikal yang merupakan lulusan SMP PGRI Karang Agung Ulu tidak melupakan untuk proses pembuatan SIM C, jadi para cowok2 seharusnya malu kalau tidak punya SIM yang kerjaannya nungguin razia sampai bubar baru bisa lewat. Pertama kali naik motor saat usia baru menginjak 17 tahun kalau itu masih duduk di bangku kelas dua SMK Pelayaran di Palembang. Dan sebagai tunggangan favoritnya adalah Yamaha Vixion yang sampai saat ini masih setia menemani bahkan hingga diwisuda, sejak tahun 2012 motor kesayangannya ini selalu menemani dirinya mondar-mandir ke kampusnya demi mewujudkan cita2nya. Kuliah di Universitas PGRI Palembang hingga selesai pada akhirnya kemarin dia diwisuda dan dengan bangganya foto disamping motornya yang selama ini setia menemani hingga selesai kuliah.

”sukanya vixion. Pesona vixion itu bisa mengalihkan yg lain.. Vixi ini bener2, mengalihkan semua pandanganku dengan motor model lain kak. Mantab….”

”Saat naik v-ixion itu nyoba narik gas sampai 125 km/jam. Wuiih rasanya itu merinding gimana gitu hahaha. ”

”Hehehe… sekali itu aja beraninya. Udah kapok…. Gak lagi2…” ujar cikal.

Perjuangannya kalau kuliah begitu berat terutama medan yang dihadapi di daerah palembang, seperti yang dialami oleh cikal seorang lady biker yang harus bolak balik dari rumahnya menempuh jarak 167 km sekali jalan untuk sampai di kampusnya, bayangkan saja kalau PP sekitar 330an km. Namun cikal saat masih kuliah hanya saat wekend saja pulang ke rumah selain jarak tempuh yang panjang ternyata dia juga nyambi sebagai guru di desanya.

Secara jarak dari desa tercinta ke kampus dan kost sangat jauh ( 167 an KM) sekali jalan. Pulang kerumah hampir setiap minggu karena ambil kuliah weekend sabtu dan minggu. (senin-jumat ngajar di SMP swasta di desa). ujar cikal saat saya wawancarai.

Tak mudah melewati medan jalan yang dilalui cikal, apalagi di musim hujan seperti ini, ketika musim hujan tiba dia harus kerja ekstra untuk melewati jalanan yang belum diaspal masih berupa tanah sehingga dia harus melepas spakbor depan agar tetap bisa jalan, karena kalau spakbor tetap terpasang maka tanah akan menghambat laju ban depan. Lihat gambar dibawah ini ketika cikal harus melepas spakbor sendirian demi bisa melanjutkan perjalanan.

”Ini di Desa Bumi Serdang, kecamatan Tungkal Ilir, maklum jalan ke desa masi tanah merah. Saat hujan turun, motor ndak bisa jalan. Jadi spackbor nya di lepas.” imbuh cikal.

Lihat medan yang harus dihadapi lady biker ini, ngeri banget, saya saja sepertinya nggak sanggup melewati jalan seperti itu. Semangat terus dech buat lady biker satu ini, semoga pemerintah memperhatikan jalanan di daerah2 untuk mempermudah para anak bangsa meraih mimpi.