razia knalpot

Hati2 bro, sekarang mau pasang part selain standar bisa terkena razia, kalau kemarin ramai razia knalpot bising dan ban cacing sekarang sudah merambah ke part2 lain yang berhubungan dengan safety dan sinyal motor seperti spion.

Dishare di grup R15 bro Dadie Wijaya menceritakan terkena razia knalpot bising dan ditempat yang sama pula di daerah cempaka putih jakarta pusat, bro Aditya Ampri terkena tilang akibat spion yang tidak standar. Nach lo… terkena pasal Pasal 285 ayat (1) UU LLAJ junto pasal 256 ayat (6).

Sayangnya sampai sekarang belum jelas seperti apa spesifikasi knalpot bising, apakah semua knalpot after market meski merk terdaftar juga termasuk knalpot yang dirazia. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa batas tingkat kebisingan sudah ada aturannya dan tidak semua knalpot after market melebihi ambang batas kebisingan suara namun cara penilangan yang main asal tilang hanya melihat knalpot non standar saja tanpa mengukur dulu tingkat kebisingan yang dihasilkan oleh knalpot.


 

Saya kutip dari hukum online, pasal 285 ayat 1 berbunyi :
Pasal 285 ayat (1) UU LLAJ:

Setiap orang yang mengemudikan Sepeda Motor di Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (3) juncto Pasal 48 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah).

Penjelasan lebih lanjut dapat Anda simak juga dalam artikel Ditilang Karena Knalpot Motor Tidak Standar.

Seperti yang disebut di atas, soal knalpot yang tidak standar ini memiliki keterkaitan dengan persyaratan laik jalan. Hal ini diatur lebih lanjut dalam Pasal 48 ayat (3) UU LLAJ dan Pasal 6 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor Di Jalan dan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berbunyi:

Pemeriksaan atas persyaratan laik jalan Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. emisi gas buang;
b. kebisingan suara;
c. efisiensi sistem rem utama;
d. efisiensi sistem rem parkir;
e. kincup roda depan;
f. suara klakson;
g. daya pancar dan arah sinar lampu utama;
h. radius putar;
i. akurasi alat penunjuk kecepatan;
j. kesesuaian kinerja roda dan kondisi ban; dan/atau
k. kesesuaian daya mesin penggerak terhadap berat kendaraan.

46 KOMENTAR

  1. Dan apakah hal kyk gini berlaku buat roda 4? karna di daerah saya banyak sedan ceper yg as rodanya patah, pake knalpot remus kw, lampu sein putih & lampu rem jg kedip kyk strobo berseliweran dijalan.

  2. pdhal spion diatas msh safety kcuali kl kaca spionya sebesar uang logam wajar ditilang dan itulah alasanya indonesia masuk negara paling tidak aman didunia.. kl mlm bnyak begal kl siang begalnya berseragam

  3. semalem di arjuna sby jg ada oprasi.. r15 spion model almunium kaya gtu jg kena tp yg spion aftermarket plastik warna hitam dimensi lbh kecil dr standartnya ga kena tilang, mungkin msh mirip aslinya pdhal saat cek paper sebelahan..

  4. Point i. Akurasi alat penunjuk kecepatan, itu pnjelasan nya gmn kang? Klo simpangan jauh yg d larang motor honda bakal bnyak kena tilang dun, trus klo akurasi yg mendekati real yg d larang brarti motor yamaha yg kena tilang.. 😀
    UU nya selalu bnyak yg ga jelas gini, bikin aparat hukum bisa mempermainkan hukum

  5. Dari segi safety, spion kecil gitu memang kurang aman, blind spot yg sgt terbatas krn ukuran juga kaca yg digunakan adlh kaca datar, bukan cembung, tau kan kaca cembung lebih luas refleksinya dari kaca datar..

    Menurut saya sah aja kalo polisi menilang, lebih safety pake spion bawaan, lebih memenuhi standar

Tinggalkan Balasan ke andreza Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini